ARTIKEL

Selasa, 16 November 2010

biologi

Ganggang / Alga : si Protista yang mirip tumbuhan


PROTISTA MIRIP TUMBUHAN
( ALGA )

Alga dikatakan sebagai protista mirip tumbuhan karena mempunyai kloroplas / klorofil dan bersifat fotosintetik. Dalam sejarah klasifikasi, alga yang bersel banyak ( multiseluler ) dimasukkan ke dalam kelompok tumbuhan Thallophyta karena tidak memiliki akar, batang dan daun yang sesungguhnya, sedangkan tumbuhan yang termasuk kindom Plantae termasuk Kormophyta karena memiliki akar, batang dan daun yang sesungguhnya. Namun dalam klasifikasi system enam kingdom, saat ini alga multiseluler dimasukkan ke dalam kingdom Protista
                Dalam klasifikasi, protista mirip tumbuhan dikelompokkan menjadi berbagai macam  filum dengan ciri khas masing-masing. Untuk mengetahuinya, Pelajari tabel Beberapa Filum dari kingdom Protista dengan ciri khasnya berikut ini !
 
Tabel .Beberapa Filum dari kingdom Protista dengan ciri khasnya


FILUM

STRUKTUR
TUBUH

PIGMEN
UTAMA

WARNA
DOMINAN

GERAK

KOMPO-
NEN DINDING SEL

HABITAT

EUGLE
NOPHY
TA
Bersel satu
(monosel)
Klorofil,
Karotin,

Hijau

Ada
Tanpa dinding sel
Air tawar, tanah lembab
PYRRO
PHYTA
=DINO
FLAGEL
LATA
Alga api
Satu sel
(monosel)
Klorofil, karoten, xantofil
Coklat
Keku-ningan

Ada

Selulosa

Air tawar

CHRYSOPHYTA
Alga keema
san
monosel dan multi-
sel
Klorofil, karoten, xantofil
Kuning keemasan

Tidak

Pectin + silica

Air tawar, air laut

CHLOROPHYTA
alga hijau
monosel
dan multi-
sel
Klorofil, karoten

Hijau
Yg mono-sel berge-rak

Selulosa

Air tawar, air laut

PHAEO
PHYTA
alga coklat
Bersel
Banyak
/multisel
Klorofil,
Fikosantin
Kecokla-
tan

Tidak
Selulosa +polisa-karida

Air laut
RHODO
PHYTA
alga merah
Bersel banyak
/multisel
Klorofil,
Fikoeri-trin

Merah

tidak
Selulosa + polisa-ka-
Rida

Air laut


 





Peranan Monera ( Archaeobacteria dan Eubacteria ) dalam Kehidupan


 Dalam kehidupan sehari-hari , manusia tidak terlepas dari keberadaan Archaeobacteria dan Eubacteria. Di satu sisi banyak anggota Eubacteria dan Archaeobacteria yang bermanfaat bagi manusia dan kehidupan. Akan tetapi tidak sedikit juga anggota Archaeobacteri dan Eubacteria yang merugikan manusia , baik karena menyebabkan berbagai macam penyakit maupun menyebabkan kerusakan pada bahan makanan manusia.

Lebih jelasnya, peran anggota Archeobacteria dan Eubacteria di antara seperti yang tersajikan pada tabel beriku ini.

Tabel .Beberapa Anggota Archaeobacteria dan Eubacteria, serta  peranannya dalam kehidupan
NO
NAMA GENUS / JENIS
PERANAN DALAM KEHIDUPAN
KET.

1.
Acetobacter aceti
Mengubah etanol menjadi asam asetat ( asam cuka ) melalui proses oksidasi
 +
2.
Acetobacter xylinum
Melakukan fermentasi pada air kelapa membentuk nata de coco
 +
3.
Bacillus anthracis
Menyebabkan penyakit anthraks pada sapi
 -
4.
Clostridium botulinum
Menghasilkan racun botulinum pada makanan kaleng yang sudah lama
 -
5.
Clostridium tetani
Menyebabkan penyakit tetanus pada manusia
 -
6.
Escherichia coli
Menguraikan sisa-sisa makanan di usus besar manusia dan membentuk vitamin K. Selain itu menjadi indicator air yang tercemar tinja
 +
7.
Diplococcus pneumoniae
Menyebabkan peradangan pada paru-paru
 -
8.
Mycobacterium tuberculosis
Menyebabkan penyakit TBC
 -
9.
Nitrosomonas, Nitrosococcus /bakteri nitrit
Membantu proses daur biogeokimia senyawa nitrat
( menguraikan senyawa amnonia menjadi  senyawa nitrit )
 +
10.
Nitrobacter ( bakteri nitrat )
Membantu proses daur biogeokimia senyawa nitrat
( mengubah senyawa nitrit menjadi senyawa nitrat )
 +
11.
Neisseria gonorrhoe
Menyebabkan penyakit kencing nanah ( penyakit kelamin ) pada manusia
 -
12.
Pseudomonas cattleyae
Menyebabkan penyakit  pada tanaman anggrek
 -
13.
Pseudomonas cocovenans
Menghasilkan racun asam bongkrek pada tempe bongkrek
 -
14.
Pasteurella pestis
Menyebabkan penyakit pes pada manusia
 -
15.
Streptomyces griceus
Menghasilkan antibiotic streptomisin
 +
16.
Streptomyces aureofaciens
Menghasilakn antibiotic aureomisin
 +
17.
Thiobacillus ferroxidans
Menguraikan sulfur dalam batuan menjadi asam sulfat
 +
18.
Vibrio comma
Menyebabkan penyakit kolera
 -
19.
Salmonella typhosa
Penyebab penyakit tifoid
 -
20.
Ruminococcus albus
Memecah senyawa selullosa di dalam usus sapi
 +
21.
Lactobacillus casei
Berperan dalam pembuatan keju
 +
22.
Rhizobium leguminosorum
Bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan, mampu menambat nitrogen bebas dari udara
 +
23.
Propionibacterium shermani
Berperan dalam proses pembuatan keju
 +
24.
Treponema pallidum
Menyebabkan penyakit sifilis ( raja singa ) pada manusia
 -
25.
Lactobacillus bulgaricus
Melakukan fermentasi susu menjadi yoghurt
 +
 




VARIABEL dan Macamnya

Untuk dapat memahami konsep-konsep biometri dan melakukan penelitian / eksperimen dalam biologi. Kita perlu mengetahui pengertian variabel , dan macam-macam variabel.
Apa pengertian variabel ?

Variabel atau peubah adalah sesuatu hal atau sifat yg specifik atau khas yg mencirikan sesuatu gejala yg membedakannya dengan gejala lainnya.

Contoh : tinggi badan, berat badan, warna rambut, panjang tungkai, dll.
Macam-macam variabel.
1. Variabel kualitatif, yaitu variabel yg tdk dapat dinyatakan dg angka. Disebut juga dg atribut. Variabel ini terdiri atas kategori-kategori. Misal : variabel jenis kelamin terdiri atas kategori laki-laki dan kategori wanita, variabel jenis pupuk terdiri atas kategori pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk kimia buatan., dan lain sebagainya. ( silahkan cari contoh lainnya ).
Beberapa variabel kualitatif dapat diurutkan peringkatnya, shg variabel yg demikian disebvt variabel berperingkat ( ranked variabel ).misalnya : jenis ternak, tingkatannya 1. Ternak kecil 2. Ternak besar, jenis burung ( 1.burung herbivora, 2.burung karnivora, 3.burung omnivora ). Dan lain-lain.

2. Variabel kuantitatif.
Merupakan variabel yg dapat dinyatakan dg angka, dapat diukur secara numerik shg disebut juga variabel terukur.



FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH terhadap PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan. Dalam pengaruhnya, antara faktor satu dengan faktor lain saling berinteraksi dan tidak bisa berdiri sendiri.
Secara garis besar, faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dikelompokkan menjadi 2 kelompok , yakni :
1. Faktor Eksternal ( Faktor luar )
2. Faktor internal ( faktor dalam )
Untuk lebih jelasnya, baca dan pelajari uraian berikut.

A. Faktor Luar ( faktor eksternal )
Yakni, faktor-faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor ini meliputi komponen fisik, kimia maupun biologi.
Beberapa faktor luar yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan antara lain :
1.Air dan Mineral
- berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Defisiensi / kekurangan salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
2. Kelembaban / kandungan air dalam udara
berpengaruh terhadap kecepatan evapotranspirasi, yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap laju fotosintesis.
3. Suhu
Suhu atau temperatur udara di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.Misalnya : suhu optimum tanaman kelapa akan berbeda dengan suhu optimum tanaman kentang.
4.Cahaya
Mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat, tetapi vital bagi tumbuhan terutama untuk pertumbuhan dan pembentukan klorofil.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran, sehingga kita mengenal adanya kelompok tumbuhan hari pendek ( berbunga ketika periode penyinaran kurang dari 12 jam/hari, contoh: strowberi, dahlia, aster, krisan )- tumbuhan hari panjang ( berbunga ketika periode penyinaran lebih dari 12 jam/hari, contoh : lyci ) dan tumbuhan hari netral ( pembungaan tidak diperangaruhi oleh periode penyinaran, contoh : bunga matahari, bunga mawar )

B. Faktor Dalam ( faktor internal.
Faktor dalah adalah semua faktor berpengaruh yang berada di dalam tubuh tumbuhan itu sendiri.
Faktor dalam meliputi :

1.Faktor hereditas.
Hereditas/keturunan/genetis merupakan faktor yang menentukan sifat-sifat fenotif tumbuhan.Misalnya : postur tubuh, rasa buah, sifat batang, bentuk daun dll.

2. Hormon.
Hormon pada tumbuhan lebih tepat disebut sebagai zat tumbuh atau fitohormon. Peranan utama hormon adalah sebagai regulator yang disintesis pada bagian tertentur dari tumbuhan dan aktif pada bagian tumbuhan lainnya seperti akar, batang, daun , bunga maupun buah.
Beberapa macam zat tumbuh dan fungsinya, antara lain :
a.Auksin
adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
Peranan auksin antara lain :
- memacu pembelahan dan pemanjangan sel meristem ( primer maupun sekunder ) terutama pada ujung akar dan ujung batang ( dominasi apikal )
- meningkatkan perkembangan bunga dan buah, termasuk pembentukan buah tanpa penyerbukan ( partenokarpi )

b.Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin antara lain :
- mempengaruhi pertumbuhan batang tumbuhan
- berperan dalam partenokarpi
- perkecambahan biji
- dormansi biji

c.Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini membantu auksin dalam merangsang pembelahan sel. Meningkatkan pembesaran sel, menghilangkan dominansi apikal, mengendalikan pembungaan dan pembuahan.

d.Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua, berperan dalam pematangan buah. Juga memperbaiki kondisi batang yang lemah ( batang menjadi tebal ), memacu pembungaan.

e.Asam absisat
Keberadaan hormon ini dapat menyebabkan peluruhan bunga, buah dan daun ( absisi ), merangsang dormansi. Tingkat konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan gugurnya daun, menghambat peningkatan auksin dan giberelin.

f.Kalin
Hormon yang merangsang pembentukan organ tumbuhan pada saat organogenesis, terdiri dari :
- Rhizokalin ( mempengaruhi pembentukan akar )
- Kaulokalin ( mempengaruhi pembentukan batang )
- Filokalin ( mempengaruhi pembentukan daun )
- Antokalin ( mempengaruhi pembentukan bunga )

g.Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka.





PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Jika kita menanam biji kacang ke dalam tanah, Apa yang akan terjadi setelah 3 - 7 hari berikutnya ?
ya... setelah 3-7 hari setelah kita menanam biji kacang dalam tanah , muncullah sesosok tumbuhan kecil dari dalam tanah tempat kita menanam biji kacang.
Dalam biologi, fenomena ini dikatakan bahwa biji kacang tersebut telah tumbuh / mengalami pertumbuhan.
Lalu, apa sebenarnya pertumbuhan itu ?

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

PERTUMBUHAN dapat didefinisikan sebagai proses pertambahan ukuran sel atau organisme . Pertumbuhan ini bersifat irreversibel dan bersifat kuantitatif/ terukur.
PERKEMBANGAN dapat didefiniskan sebagai proses menuju kedewasaan pada organisme yang salah satunya ditandai oleh adanya kemampuan berreproduksi. Perkembangan bersifat irreversibel dan bersifat kualitatif.
Kalau demikian , apa perbedaan antara pertumbuhan dengan perkembangan ?

PERTUMBUHAN PADA TUMBUHAN
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:

1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan

Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah
a. Daerah pembelahan
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan
Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi
Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami
diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan
tunas lateral yang akan menjadi cabang.


2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
- Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer.
- Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.
- Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris.
Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
- ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup
- ke luar membentuk felem : sel-sel mati


Menu Biologi Kelas 1
< Kelas 3 Kelas 2 >Soal2x
1. Keanekaragaman Hayati
a. Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati
b. Manfaat Mempelajari Keanekaragaman Hayati
c. Sistem Klasifikasi
d. Cara Klasifikasi dan Tata nama
e. Pengelompokkan Mahluk Hidup
f. Klasifikasi Tumbuhan & Hewan

2. Virus dan Monera
a. Virus
b. Monera

b.1. Bakteri 1
b.2. Bakteri 2
b.3. Ganggang biru


3. Ganggang, Lumut dan Paku-pakuan
a. Ganggang
b. Lumut
c. Paku-pakuan


4. Invertebrata
a. Protozoa
b. Porifera
c. Coelenterata
d . Platyhelminthes
e. Nemathelminthes
f. Annelida
g. Moluska
h Echinodermata
i. Arthropoda


5. Jamur
a. Ciri-ciri Umum Jamur
b. Klasfikasi Jamur

6. Ekologi
a. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan
b. Prinsip-prinsip Ekologi
c. Interaksi Antarkomponen
d. Perkembangan Ekosistem

7. Aksi Interaksi
a. Rantai Makanan
b. Aliran Energi
c. Siklus Biogeokimia
d. Suksesi
e. Susunan dan Macam Ekosistem
f. Biosfer

8. Lingkungan
a. Keseimbangan Lingkungan
b. Polusi
c. Perubahan Lingkungan
d. Pengelolaan Lingkungan

9. Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati
a. Sumber Daya Alam
b. Nilai Biologi, Ekonomi dan Budaya dari Sumber Daya Alam

Senin, 15 November 2010

Ki Ageng Pandanaran

    Crita iki diwiwiti saka Kerajaan Demak Bintara, kerajaan Islam sing sepisan neng tlatah Jawa, rajane jenenge Raden Patah. Dheweke keturunan Brawijaya sing omah-omah karo putri Tiongkok. Merga tlaten dheweke bisa mbangun krajaane sing ndadekake rakyate urip makmur lan bias tentrem anggone nglakoni ibadah agamane. Sawise Raden Patah seda, mula sing nggenteni dadi raja ora liya anak mbarepe sing jenenge Pangeran Sepuh utawa Pangeran Sepuh Sabrang Lor. Pangeran iki duwe anak lanang jenenge Pangeran Made Pandan lan dikarepake sing bakal nggenteni dheweke.



     Nanging, apa sing dikarepake dening Pangeran Sepuh Sabrang Lor ora bakal kawujud, merga Pangeran Made Pandan ora gelem dadi Sultan. Dheweke kepengin dadi ulama gedhe lan nyepi arep nglakoni tapa, uga ngangsu kawruh bab agama. Dhek bapake seda, kuwasane diwenehake marang Paklike, Raden Trenggana diangkat dadi Sultan Demak ketelu. Pangeran Made Pandan banjur ninggalake Kasultanan Demak lan ngumbara nuju arah Kidul sig ora bakal dingerteni dening sedulur Kasultanan.




    Sajroning pangumbaran, dheweke mesthi ngajarake lan ngangsu kawruh bab agama Islam. Saya suwe anggone mlaku, lan ora dirasa dheweke wis tekan ing sawijining panggonan sing diarani Bergota. Neng panggonan iku, dheweke ngedegake pondho-pondhok pesantren kanggho para pandhereke kanggo ngangsu kawruh lan nyebarake agama Islam. Kanthi sarujuke Sultan Demak, Pangeran Made Pandan mbukak alas anyar lab ngedegake omah uga gawe kampung. Ngelingi alas mau akeh wit asem arang-arang, tegese asem sing jarake adoh-adoh, mula diarani Semarang (asale saka tembung asem “asam”, lan arang “jarang”). Merga tlaten lan sabar anggone mulang warga bab agama, Pangeran Made Pandan banjur kesuwur kanthi paraban Ki Ageng Pandanaran. Banjur dheweke ngedegake Kabupaten Semarang sing diestoni dening Sultan Demak lan Ki Ageng Pandanaran diangkat dadi bupati sing sepisanan ing Semarang. Dheweke nglakoni pamarentahan kanthi wicaksana lan tlaten. Ki Ageng Pandanaran duwe anak sing uga kesuwur kanthi paraban Ki Ageng Pandanaran. Pungkasane, Bupati Pandanaran (Pangeran Made Pandan) tilar donya. Lan disarekake ig Pegunungan Pakis Aji (Telomoyo) sing manggon ing sisih wetan Bergota. Ki Ageng Pandanaran nggantekake kalungguhane bupati Semarang merga saka warisane jenate bapake. Dheweke mimpin Pamarentahan kanthi apik lan mesthi manut karo ajaran-ajaran Islam kaya dene jenate bapake. Nanging suwe-suwe ana owah-owahan. Dheweke sing maune apikan aten iku saiki wis malih dadi luntur. Tughas-tugas pamarentah sing maune digarap nganti rampung lan tumata kanthi thirik-thirik, saiki wis wiwit kerep ora digubres lan digarap, apa maneh pondhok-pondhok pesantrene lan panggonan kanggo ngibadah sing wis wiwit ora dirumat maneh. Nanging bejane sing kaya mangkono mau nuli dimangerteni dening Sultan Bintara, mula oa dadi kedarung-darung tekan ngendi-endi.

    Sultan Demak ngupayakake kanggo nginsyafke Ki Ageng Pandanaran kanthi prantaran utusane, nanging kekarepane Sultan Demak ora diwangsuli nanging malah diece entek-entekan. Ngerteni kahanan sing kaya mangkono, mula Sultan Demak nganakake rembugan gedhen sing bakal ditekani dening para pejabat lan tokoh agama, ing antarane para Walisanga. Kanggo ngemban tugas kuwi, diputuske yen sunan Kalijaga ditunjuk dadi utusan Sultan Demak.

Sunan kalijaga nyamar dadi tukang suket sing nawakake dagangan sukete neng plataran Kabupaten Semarang kanggo pakan jaran piyaraane. Sawise suket mau dituku, banjur dibongkar dening tukang jaran sing pranyata ing jerone mau ditemokake emas sakepel sing pating kumeclap. Emas sakepel mau banjur diakoni dening sang bupati dadi duweke. Kahanan kaya mangkono iku kedadeyan nganti ping pirang-pirang nganti emas sing ditampa yen dijumlahke wis mesthi akeh banget lan samsaya srakah lan tamak bae bupati mau. Nalika tukang mau ngandhakake marang sang bupati ngenani emas sakepel mau nanging kasunyatane ora diakoni yen dhewee nympen emas duweke tukang suket.

    Mula si tukang suket mau meneng sedhela ndonga marang Gusti kang Murbng Dumadi supaya diwenehi pituduh lan dalan kanggo nakluke sag bupati Semarang tanpa mancing tukaran utawa padudon. Si tuang suket ngandharake yen sang bupati ora ngakoni ora dadi ngapa, malah yen sang bupati isih kepengin emas s9ing luwih akeh maneh, dheweke saguh kanggo nduduhake neng endi panggonan emas-emas mau. Sawise ngrungokake tembung-tembung mau, tanpa isin-isin sang bupati terus meksa supaya age-age diduduhake neng endi panggonan emas sing dimaksud mau.

    Sing dodol suket ngongkon sang bupati supaya macul lemah neng platarane Kabupaten. Wiwitane sang bupati ngrasa mamang, nanging merga anggone duwe kekarepan kpengin entuk emas sing luwih akeh, mula pangrasa sing kaya mangkono iku dilalekake, lan panjaluke tukang suket mau dituruti. Kanthi gedhe lan kuwasane Sang Maha Wikan, mula kasunyatane saben kilan lemah sing dipacul mau dadi emas. Mula sang bupati kanthi rasa ati sing bungah, banjur nerusake anggone macul, dheweke ngrasa samsaya kesel lan wis ora saguh maneh anggone ngayunke pacule.

    Wiwit saka kedadeyan sing lagi bae dilakono, dheweke sadhar yen apa sing diadhepi kuwi dudu sembarang wong. Merga ora percaya yen wong sing dodol suket bias nggenti lemah dadi emas. Dheweke ngrumangsani yen dheweke wis kesasar lan keblusuk ing padonyanan. Pungkasane dheweke takon sapa sejatine sing dodol suket iku, lan wangsulane yen dheweke sejatine Sunan Kalijaga, salah sijine saka Walisanga. Krungu kaya mangkoni iku, sang bupati age-age njaluk ngapura ngenani apa sing wis dadi kaluputane, lan sang bupati pungkasane gelem diangkat dadi murite Sunan Kalijaga, nanging kudu ana syarate. Banjur Sunan Kalijaga pamit arep ngadhep marang sang Baginda Sultan Demak, lan ing wektu sing ditemtokake dheweke arep tka maneh padha karo kanggo ngumbara.

    Sawise Sunan Kalijaga lunga, bupati Pandanaran wiwit tata-tata kanggo nyiapake pangumbarane. Sakliyane kuwi dheweke mesthi sedekah lan ngamalke bandhane kanggo fakir miskin, kanggo netepi janjine. Ki Ageng Pandanarang karo bojone ngumbara kanggo nggolek sing dinggo nemeni plajarane marang agama Islam, khususe ing Jawa. Pungkasane Ki Ageng pandanaran netep ing Klaten Jawa Tengah nganti seda lan diarekake ing Gunung Jabalkat, nganti saiki kuburan Sunan Tembayat isih rame ditekani dadi objek wisata ziarah sakgandheng karo ziarah Walisanga.

GUNUNG TOMPOMAS

Neng Kabupatn Banjarnegara ana gunung sing diarani Gunung Tampomas, gunung kuwi papane neng Desa Gentansari, kabupaten Banjarnegara. Miturut crita ana gunung loro, gunung kuwi salah sijine diarani Gunung Lanang lan gunung sing sijine diarani Gunung Wadon. Critane biyen Gunung Lanang kuwi seneng karo Gunung Wadon. Banjur Gunung Wadon njaluk kudangan yakui arupa selendang sing dawane se-kali Mendinging utawane diarani kali Ciwek. Ora mung selendang mau kuwi Gunung Wadon uga njaluk emas setompo (wadah sing digawe saka anyaman pring). Banjur Gunung Lanang kebingungen merga ora bisa menehi apa sing di jaluk Gunung Wadon mau. Gunung Lanang nesu banget karo Gunung Wadon merga panjaluke Gunung Wadon ora bisa di wenehi Gunung Lanang. Merga Gunung Lanang nesu, Gunung Lanang banjur njaili Gunung Wadon. Akhire Gunung Wadon njeblug.
Manut buku Jayabaya njebluge Gunung Wadon mau bisa kanggo mbendung kali Serayu, kali sing ana ing sedawane kota Banjarnegara. Ora namung jeblugane Gunung Wadon sing bisa mbendung kali Serayu mau, selendang sing dijaluk marang Gunung Lanang, kebukten nalikane ana ing taun 1983 selendang sing dawane se-kali Mendingin sanepane dalan tekan Gunung Wadon tekan Kali Serayu.
Asal usule anane gunung Tompomas kuwi saka gunung kang njeblug kanthi didinamit banjur dadi dhuwit sing dhuwite bisa kena kanggo tuku emas sing gedhene satompo.

BANYU GENI

Dening : Yoni Ahmad

Suwaramu kaya dene laras sinenkuyung dening gamelan
Netramu ngalahi beninge banyu murni
Tumindakmu ora ngalahi tirta kahuripan
Ibarate banyu udan,

Awakmu nguripi saperangan tetanduran
Luwese awakmu nalika gambyong
Kaya gegodhongan ing ngarep taman
Kang nari kapiyak sumribite bayu
Kaya wangine melathi nalika mekar


Awakmu paring sengsem kaliyan liyan
Sanajan aku kaku kaya dene watu
Lindes saperangan sing diliwati
Namung bisa gawe cilaka
Pamanggihku atos ngungkuli waja
Ora tedhas digada, ora tedas dipilara

Atiku panas kaya geni trengginas
Mangan apa wae tanpa tilas,
Banyu lan geni ora bisa nyawiji


KUTHA JEPARA

Kutha Jepara menika saking tembung Jugmara (Ujung Muara) lan dipungantos dados Jepara, wonten maleh ingkang nyebat Ujung Para. Wiwit abad XVI wilayah menika sampun dipunsumerepi tiyang kathah mawi asma kutha Bandar.

Miturut Tom Pires panyerat Suma Oriental, Jepara nate dados pelabuhan militer, kinten-kinten taun 1470 M. Jepara nembe dipunanggeni 90-100 tiyang kang dipunpimpin Aryo Timur. Mawi patraman lan kauletan Aryo Timur saged ngubah Jepara dados Kutha Bandar ingkang ageng. Taun 1570 Aryo Timur dipungantos putranipun ingkang asma Pati Unus kang tasih timur (17 taun).

Pangarsanipun beliau, Jepara ngembangaken armadha perang lan ugi nggantos papan menika dados armada niaga ingkang endah lan ageng sanget. Pati Unus ugi ngirim armadha perang datheng Palembang kangge nyerang Portugis ingkang nguwasani Malaka (1513). Menika kang dipungayuhaken dening Pati Unus boten kaleksanan, inggih menika kalah. Pramila dipungantos sedherekipun kang asma Fatahilah (1513-1536). Jepara nate mbiyantu Fatahilah nalikane ngrebut Banten lan Sunda Kelapa. Nalika Sultan Trenggono dados pangarsa ing kedhaton Demak Bintoro wonten ing rerebutan pangarsa menika Hadirin ingkang garwanipun Retno Kencono seda dipunpejahi dening Aryo Penangsang.

Keraosanipun Retno Kencono boten penggalih, saengga tapa ing bukit Danaraja. Retno Kencono ngumbar janji bilih Aryo Penangsang dereng seda boten ngrampungi anggenipun tapa. Gegayuhanipun kalaksanan nalikane Sutawijaya saged mejahi Aryo Penangsang kaliyan Tombak Kyai Plered. Retno Kencono mandap saking anggenipun tapa lan dipun dadosaken adipati Jepara kanthi gelar Kalinyamat wonten ing 12 Robiul Awal 956 Hijriyah utawi 10 april 1549 M, dipun tandhai kaliyan Canra Sengkala “Trus Karya Tataning Bumi”, saengga wiwit menika dados adidhasar panetapipun dinten dadosipun kutha Jepara.

Pangarsanipun Kalinyamat, Jepara dados adipati ngantos 30 taun luwih. Seni ukir wiwit ngrembaka ing kutha menika katingal saking ornamen Masjid Mantingan papan panggenan Pangeran Hadirin dipunmakamaken.
Kalinyamat dipun gantos putranipun ingkang asma Pangeran Jepara (1579-1599). Ing pungkasan abad XVI kadipaten Jepara dipunserang bala tentara kerajaan Mataram. Saksampunipun peperangan boten wonten penguasa utawi pangarsa. Nalikane Jepang ing Indonesia, jabatan bupati dipun astha dhening RAA Soemitro Koesoemo Oetoyo ngantos Desember 1949, ngantos sakmenika sampun wonten 13 bupati ingkang mimpin Jepara, kalebet Drs. H. Hendro Martojo, MM. 
 

DUMADINE DESA SUMBEREJO

Desa Sumberejo yaiku sawijining desa kang ana ing kecamatan Mranggen kabupaten Demak. Miturut panuturane sesepuh desa utawa wong tuwa ing desa iku, desa Sumberejo dumadi saka lelakuning wali Allah sing arane Mbah Sendhang utawa Eyang Singa. Diarani Eyang Singa amarga dheweke duwe ingon-ingon kewan singa kang sipate ghoib utawa ora ketok mata.
Wektu samana wayahe lagi wae panas banter, banyu angel digoleki, tanduran padha mati. Para warga pada bingung golek banyu. Kali padha asat, sumur-sumur ora ana banyune. Wong-wong padha angel golek pangan. Sawah ora bisa ditanduri pari, banjur para among tani padha nandur tela utawa pohong. Nanging gusti Allah durung paring rejeki. Bebarengan karo panas banter dilalah ya usum tikus sisan. Mangka sakanane tela kang ditandur dening warga dipangan tikus.


Wong-wong padha kaluwen, sandangan sakanane, saktemune. Pungkasane akeh wong kang padha tumindak durjana. Maling, ngrampok, ngroda peksa sumebar ing ngendi-endi. Akeh panganan kang ora samesthine ora kanggo manungsa dikhalalake. Kayata tikus, yuyu, ula lan bangsa kewan liyane.

Ing kahanan kang gegirisi kaya mau, dumadakan ana waliAllah sing lagi mlaku-mlaku nyebarake agama islam. Dening para warga saiki, wali mau dijenengi Eyang Singa utawa Mbah Sendhang. Mbah sendhang mlaku saka desa wetan. Anggone mlaku, Mbah Sendhang kapethuk desa cilik kang wargane urip nelangsa. Sandhangane padha kucel, awake gering-gering paribasan kari balung karo kulit. Eyang Singa weruh sesawangan kaya mangkana banjur mampir sautara wektu. Dilalah anggone mampir ngepasi wektu asyar, mangka dheweke banjur cepet-cepet golek banyu kanggo wudhu. Sakambane desa wis diubengi, nanging ora ana banyu sakcawuk wae kanggo wudhu.


CERITA RAKYAT DARI DEMAK

LEGENDA DESA BONANG

Kedadeyan prastawa iki nalika masa kerajaan Demak. Kurang luwihe critane yaiku miturut wong tuwa nalika masa kerajaan Demak, Sunan Bonang entuk undangan saka Raden Patah, pendiri kerajaan Demak sing sakdurunge njabat dadi Bupati Demak. Sunan Bonang nindakake perjalanan kanthi liwat dalan laut lan darat. Perjalanan lewat laut diadani kanthi numpak prau. Sunan Bonang uga salah sijine wali sanga sing nyiarake ajaran islam ing tanah jawa.Sunan Bonang uga kalebu wong sing duweni ada-ada arep ngedegage kraton lan Masjid Demak. Ana ing perjalanan darat, Sunan Bonang ketemu karo pemuda sing jenenge Raden Said ing alas Jatiwangi.


Raden Said diusir karo wong tuwane saka kadipaten tuban amarga konangan seneng ngrampok bandhane tuan tanah lan hartawan sing sugih . bandha rampokan mau banjur dibagiake karo fakir miskin. Masyarakat nyebut dheweke Brandal Lokajaya. Ing kana Sunan Bonang dicegat karo Raden Said arep dirampas bandhane, nanging Sunan Bonang namung nggawa teken sing gagange digawe saka emas.Sakwise cedhak, Raden Said ngadhang jangkahe Sunan Bonang sing ngganggo klambi jubah putih. “Wong tuwa, ketoke kowe ora wuta. Kowe uga isih kuwat mlaku, kenapa kowe ndadak nggawa teken?” pitakone Raden Said.“Nganggo teken iki aku ora bakal kesasar meskhi aku mlaku nang dalan sing peteng.” Jawabe wong tuwa iku. Nanging saiki isih padang, yen tanpa tongkat iku kowe isih isa mlaku apik.” Bantahe Raden Said. Wong tuwa iku mandeng Raden Said. Praupane ngetokake sifat welas asihe nanging pribadine agung lan wibawa. “Tongkat iku pegangan, wong urip utawa mlaku kudu duweni cekelan supaya ora mlaku neng dalan sing nyesatake.” Kandane wong sing berjubah putih.“Aku pengen weruh tekenmu,” Kandhane Raden Said.“Saka weruh isa nuwuhake rasa pengen duweni. Ora apik duweni nggene wong liya.” Kandhane wong sing berjubah putih.Tanpa ngomong Raden Said ngrebut teken iku nganti wong ngganggo jubah putih iku tiba ndeprok ana ing lemah. Raden Said ndeleng teken kuwi, aneh, teken sing asale gagange emas maleh dadi kayu biasa. Sawetara Sunan Bonang susah payah ngadheg karo ngetokake eluh wong sing ngganggo jubah putih iku nangis. Raden Said tambah gumun.“Aja nangis wong tuwa, iki tekenmu tak balekake.” Kandane Raden Said karo ngulungake teken sing dicekeli.“Aku ora nangis amarga tekene kok rebut, nanging aku ngrasa nyesel lan dosa. Karana aku tiba lan ora sengaja aku njabut suket sing ora salah.” Kandhane wong sing berjubah putih.“Mung suket sagagang kowe ngrasa dosa?” Pitakone Raden Said.“Suket uga makhluke Gusti Allah. Aku njabut suket iki tanpa ana gunane, yen aku njabut kanggo pakan ternak ora apa nanging yen kanggo tak sia-sia iku dosa.”Raden Said kaget krungu ucapan filosofis iku. “Napa kowe tega tindhak kasar karo wong tuwa.”“Aku pengen bandha.” Jawabe Raden Said.“Kanggo apa?” Pitakone wong berjubah putih.“Arep takwenehake karo fakir miskin.” Jawabe Raden Said.“Apik niatmu, nanging cara sing kok anggo iku salah, omonge wong sing Berjubah putih.“Apa maksudmu?”“Allah seneng karo barang apik lan mung nerima amal saka barang sing apik lan halal.” Jawabe wong sing berjubah putih. Raden Said tambah kaget krungu ucapan iku. “Jelase, Allah ora nrima sedekah sing haram. Dadi sia-sia sedekah sing kok wenehake saka hasil ngrampok saksuwene iki. Yen kowe pengen bandha. Iki njupuken! Iki bandha halal!” ngomong kaya kana wong berjubah putih kuwi karo nuduhake wit aren. Saknalika wit mau dadi emas. Pange, godhonge, wohe, lan sakabehane dadi emas. Raden Said ngerahake ilmune. Dheweke ngira yen wong tuwa mau ngerahake ilmu sihire. Yen wong tuwa iku ngerahake ilmu sihir mula nganti gampang dheweke isa nangkal. Nanging dheweke kecele. Wong tuwo mau ora ngetokake ilmu sihire. Wit kuwi bener-bener wis maleh dadi emas.Raden Said gumun, dheweke nyoba menek wit iku, arep njupuk wohe sing cemlorot. Durung nganti tekan dhuwur wohe wis padha rontok nibani sirahe nganti Raden Said semaput. Nalika Raden Said sadar. Wit aren mau mbalik asal. Wohe sing mau rontok warna emas maleh dadi ijo kaya woh aren biasane. Raden Said celingukan, nggoleki wong tuwa berjubah putih sing mau ngrubah wit aren dadi emas. Nanging tuwa mau wis ora katon maneh. Sadar Raden Said yen wong tuwa mau iku sakti sing duweni ilmu tinggi. Bokmenawa golongan para ulama’ utawa para wali. Saknalika Raden Said nggudhag wong tuwa mau. Dheweke kepingin dadi muride.Sakwise ngerahake tenagane dheweke lagi isa weruh bayangane wong tuwa iku saka adohan. Wong tuwa iku alon olehe mlaku, nanging Raden Said durung isa nyusul. Sakwise nafase arep entek, raden said lagi isa nyusul wong tuwa iku ing pinggir kali. “Ana apa kowe nyusul aku?” Pitakone wong tuwa iku.“Gelema kirane kowe nrima aku dadi muridmu.” Omonge Raden Said.Wong tuwa iku ora liya yaiku Sunan Bonang sing gelem nrima Raden Said dadi muride. Nanging raden Said kudu ngliwati ujian kasetyan. Sunan Bonang nancepake tekene ing pinggir kali. Raden Said diperintah nunggu teken iku. “Sanggup kowe nrima syarat iki?” Pitakone Sunan Bonang.“Sanggup Kanjeng Sunan.” Jawabe Raden Said. Sunan Bonang nerusake lakune menyang Masjid Demak. Bali Raden Said kaget weruh Sunan Bonang mlaku ing dhuwur banyu kaya mlaku biasa ing daratan. Tambah mantep niate Raden Said berguru karo Sunan Bonang. Bareng nyabrang kali Sunan Bonang nerusake lakune.Saksuwene mlaku Sunan Bonang nduweni niat arep ngaso, ana ing papan ngasone Sunan Bonangkrungu ana wong sing lagi dolanan bonang. Sebab ing pemukiman iku akeh pengrajin sing padha nggawe bonang saka kuningan, salah sijine perangkat gamelan sing digunakake nggiringi musik ana ing pagelaran ringgit. Wiwit wektu kuwi desa kasebut dikenal kanti jeneng bonang nganti saiki.Ing bonang uga ngadeg masjid, masjid kuwi miturut crita adhike Masjid Demak. Ngadege Masjid Al-Karomah kuwi aga ana campur tangane Sunan Bonang, nalika ngaso ing pemukiman kana, wancine shalat dzuhur, Sunan Bonang arep shalat, nanging ora ana Masjid. Ing kana Sunan Bonang ngajak para warga bareng-bareng ngedegake Masjid lan dadi Masjid Al-Karomah iku.Al-kisah, Sunan Bonang lali karo Raden Said sing dikon nunggoni tekene ing pinggir kali. Iku wis lumaku nganti wulan-wulanan suwene malah ana sing nyebutake taunan. Sakwise iling Sunan Bonang bali nemoni Raden Said. Sunan Bonang pengen weruh apa raden said setya nunggu tekene. Sunan Bonang kaget sakwise weruh Raden Said sing tetep setya nunggu tekene ing pingir kali nyambi semedi. Miturut sumber liya Raden Said donga marang Gusti supaya diturokake kaya gusti nurokake pitu pemuda ing Goa Kahfi taunan suwene.Dongane raden Said dikabulake. Dheweke isa turu taunan saengga awake dirambati oyot lan godhong wit-witan. Suna Bonang lagi isa nangekake sakwise ngetokake suara adzan. Cara liya ora isa kanggo nangekake Raden Said. Sakwise raden said tangi dheweke diajak nang panggonane Sunan Bonang. Nang kana dheweke diwenehi pelajaran agama tingkat tinggi. Amarga saka keuletane Raden Said dheweke isa marisi kabeh ilmu Sunan Bonang. Karana Raden Said tau tapa utawa turub ana ing pinggir kali taunan sakwise dadi wali, dheweke disebut Sunan Kalijaga. BAju takwa, Perayaan sekaten, Grebeg MAulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk dadi Raja, kuwi kabeh ciptaane Sunan Kalijaga.


ASAL USULE DESA TUK SANGA

Rikala jaman semana ana salah sijining kaluwarga kang urip ayem lan tentrem. Kaluwarga kasebut manggon ing salah sijining desa ning kabupaten Magelang kang jenenge desa Ngadirejo. Kaluwarga kasebut cacahe mung ana wong telu yaiku Dewi Sekar Arum, anake sing jenenge Jaka Silawe lan rewange sing jenenge Suwiryo. Rewange kuwi wis dinggep kaluwarga dhewe karo wong tuwane Jaka Silawe mergane wis melu kawit biyen. Kaluwargane Jaka Silawe iku klebu kaluwarga kang apik mergane bisa srawung karo brayat desane. Bapake jenenge Ki Supeno. Biyene dadi lurah ning desa Ngadirejo nalika dheweke isih urip. Kadhang Jaka Silawe lan ibune ngrasa sepi banget mergane wis suwi ditinggal mati Ki Supeno.


Saiki Jaka Silawe wis dadi priya dewasa kang duweni pasuryan bagus, pinter, bekti marang wong tuwa lan ora tau mbantah yen dikandhani. Dewi Sekar Arum banget nresnani anake kawit dheweke lair. Dheweke mesthi kelingan janjine marang bojone yen dheweke arep nresnani anake sakabehe.
Ing sawijining dina, Jaka Silawe duwe pepenginan arep ngumbara ning desa liya supaya dheweke tambah ilmu lan pengalamane. Dheweke banjur ngutarakake niyate marang ibune kanggo njaluk ijin arep ngumbara ning desa liya. Sanyatane Jaka Silawe ora tega nanging meh piye meneh amarga kuwi wis niyat saka ati. Dheweke sakdurunge uga oleh ngimpi yen dheweke mengkone saka ngumbara iku arep oleh kabegjan. Nanging dheweke durung ngerti apa sejatine wujud kabegjan kuwi. Sakliyane kuwi dheweke niyat ngumbara uga pengin golek wong wadon kang mengkone yen sreg arep didadekake bojone supaya bisa ngopeni ibune.
Dewi Sekar Arum wiwitane ora tega lan nangis. Dheweke kang mangerteni anake banjur ngrestoni anake. Kanthi rasa sedih, Dewi Sekar Arum ngeterake lungane lan dheweke nyangoni keris kang sekti sarta donga kanggo Jaka Silawe.
Sakwise pamit, Jaka Silawe lunga saka ngomah tumuju arah salah sijining desa ing Borobudur. Ing dalan kono dheweke ketemu karo sesepuh desa kuwi kang sekti, Ki Jago jenenge. Sesepuh iki ngomong yen dheweke ameh bisa ketemu karo wong wadon sing digoleki, nanging dheweke kudu bisa nglakoni syarat antarane : Jaka Silawe kudu bisa urip dadi rakyat biyasa kang apa anane, dheweke kudu ganti jeneng lan dheweke kudu bisa nyaguhi panyuwunan saka wong wadon kasebut. Dheweke banjur ngganti jenenge dadi Jaka Pasemah.
Jaka Pasemah ngumbara tumuju desa kang dikarepake ana ning ngimpine. Tekan kono dheweke ndeleng kahanan kang beda. Desa kuwi aneh ora kaya biyasane. Desa kasebut durung diwenehi jeneng lan desa kuwi uga lagi kena memala yaiku kedadeyan ketiga dawa banget. Sasuwene wis rong taun ora ana udan. Sakliyane kuwi kali kang cacahe ana sanga ning kono uga meh garing. Lurah lan brayat desane pada bingung mergane yen mengko desane dadi garing kabeh tur ora ana banyu, kepriye dadine nasibe sakabehe. Mergane kuwi desa kasebut durung diwenehi jeneng.
Kebeneran Pak Reksa sing dadi lurah ning desa kuwi duwe anak wadon mung siji kang ayu nengsemake yaiku Dewi Sekar Wulan. Dheweke uga banget ditresnani karo Pak Reksa.
Sawijining dina, ing desane Pak Reksa dianakake sayembara. Sayembara iku dianakake uga kanggo kapentingan putrine lan desane. Pangarep-arepe desane bisa pulih meneh kaya biyasane. Kabeh brayat desa nganti para pegawe kelurahan melu sayembara kuwi, nanging durung ana sing bisa nyaguhi syarat panyuwune Dewi Sekar Wulan. Kasempatan kuwi ora disia-siakake Jaka Pasemah kanggo narik kawigatene Dewi Sekar Wulan.
Sore kuwi Jaka Pasemah teka ning ngomahe Pak Reksa mergane dheweke pengin melu sayembara. Ning kono uga ana Lurah saka desa Nglerep. Kalorone banjur diwenehi ngerti syarat-syarat kang diajukake Dewi Sekar Wulan. Sepisan dheweke pengin calon bojone mengkone bisa mulihake desane kuwi, kapindo Dewi Sekar Wulan uga pengin yen bojone mengko bisa nggawe tuk kang cacahe ana sanga. Jaka Pasemah lan Lurah Broto nyaguhi syarat kang diajukake kuwi. Pak Reksa banjur ngenehi wektu pitung dina kanggo nyaguhi panyuwune putrine.
Saka sayembara kuwi Dewi Sekar Wulan kang weruh Jaka Pasemah ing omahe banjur ana rasa. Ora let suwe Jaka Pasemah bisa ngrajut benang katresnan marang Dewi Sekar Wulan. Saben wengi dheweke ngajak lan ngampiri Dewi Sekar Wulan metu saka ngomahe kanggo ndeleng wulan lan lintang ing angkasa.
Sawijining wengi Jaka Pasemah lagi kurang apik nasibe. Dheweke konangan para pegawale Dewi Sekar Wulan. Jaka Pasemah dikira pandung kang arep nggawa Dewi Sekar Wulan. Para pengawal lapor marang pimpinane, Pak Sambiroso. Desa iku dadi geger. Pak Sambiroso mrentahake supaya nyekel pandung kuwi. Jaka Pasemah mbela yen dheweke dudu maling banjur ngomong yen dheweke mau mung pengin ngeterake putri mlaku-mlaku sedhela. Nanging omongane tetep ora dipercaya malah marakake Pak Sambiroso saya nesu lan tetep mrentahake supaya nyekel Jaka Pasemah urip utawa mati. Jaka Pasemah banjur dislametake Kyai Jago nganggo ilmu pancasaktine. Jaka Pasemah bisa lunga saka sekapane prajurit banjur mbalik ning omahe ing tengah alas.
Jaka Pasemah iku ora ngerti yen ibune kangen lan terus mikirake kahanane. Mergane dheweke durung ngenehi kabar sithik-sithika babagan dheweke kang lagi ngumbara kuwi. Dewi Sekar Arum pengin nggoleki anake. Nanging gegayutan kuwi ora bisa dilakoni dheweke mergane para brayat desane lagi pada mbutuhake pitulungane. Dewi Sekar Arum banjur ngutus Suwiryo supaya nggoleki Jaka Silawe nganti ketemu. Dheweke diwenehi keris sekti karo Dewi Sekar Arum kanggo jaga-jaga lan kanggo nglawan musuhe.
Jaka Silawe kang bisa slamet saka pengawal-pengawale Dewi Sekar Wulan banjur mutusake kanggo nggoleki Ki Jago. Dheweke kepengin diwenihi pitedah marang Ki Jago mergane dheweke ora percaya marang awake dhewe. Wektu pitung dina kuwi apa cukup kanggo dheweke nyaguhi panjaluke Dewi Sekar Wulan. Dheweke banjur nggeblas lunga ning desa Borobudur kanggo nemoni Ki Jago.
Lurah Broto kang kawit sepisan ora seneng karo Jaka Silawe banjur ngutus Sambiloso kanggo ngawasi, golek warta lan nyerang Jaka Silawe. Jaka Silawe dianggep saingan lan mungsuhe kang kudu dipateni. Mangkane kawit dheweke metu saka ngomahe duwe pangrasa kang ora penak. Jebule dheweke bakalan diadang lan diserang karo Sambiloso ing tengah dalan. Jaka Silawe sing maune ora ngerti yen arep diserang kuwi kaget banjur dheweke ngetokake ilmu sekti mandraguna supaya bisa nglawan Sambiloso. Jaka Pasemah kang tandhing nglawan Sambiloso kuwi kanthi sakuwat tenaga nglawan mungsuhe nganthi anggone tandhing pindah-pindah panggonan saka desa siji ning desa liyane.
Sambiloso kuwi gelem nrima panjaluke Lurah Broto kang kudu tandhing karo Jaka Pasemah kuwi dadi salah sijining wujud pangabdene marang lurah Broto. Dheweke uga diwenehi keris sekti kang jerone wis diwenehi racun kanggo mateni Jaka Silawe.
Jaka Pasemah lan Sambiloso terus-terusan tandhing adu kasekten. Sambiloso kasil nancepake keris sekti ning dhadhane Jaka Pasemah. Sanalika getih ning awake Jaka Pasemah metu deres. Nanging dheweke tetep bisa mbales nancepake kerise ning wetenge Sambiloso. Pungkasane Sambiloso mati sanalika.
Jaka Pasemah kang kahanan awake kaya ngono kuwi tetep bisa nglanjutake tujuane nemoni Ki Jago. Ora let suwe dheweke tekan ngomahe Ki Jago. Ing kono dheweke diobati banjur ngutarakake niyate kuwi. Dheweke banjur diwenehi pepeling, yen dheweke pengin bisa mujudake gegayuhane kuwi dheweke kudu pasa telung dina lan dheweke kudu ndonga marang Sing Kuwasa supaya dheweke digampangake nglakoni kauripan iki. Kanthi kasektene Ki Jago, Jaka Pasemah bisa pulih kaya biyasane maneh. Dheweke pamitan banjur bali ning ngomahe.
Satekane ing ngomahe Jaka Pasemah kaget mergane ana priya kang lagi liren neng ngarepan omahe. Dheweke ngira yen priya kuwi utusan Lurah Broto meneh. Dheweke langsung siyaga arep nglawan priya kuwi. Suwiryo sing weruh banjur siyaga uga. Kalorone tandhing. Pungkasane Suwiryo kalah lan nyuwun welas asihe Jaka Pasemah supaya dheweke ora dipateni. Jaka Pasemah banjur ngampuni. Suwiryo banjur ngutarakake maksude dheweke bisa nganti tekan kono. Dheweke kuwi mung nitip liren lan dheweke ngomong yen dheweke mung diutus Dewi Sekar Arum kanggo nggoleki anake sing jenenge Jaka Silawe. Jaka Pasemah kang sadar banjur ngomong yen dheweke kuwi sejatine Jaka Silawe nanging merga ngumbara kuwi dheweke ganti jeneng dadi Jaka Pasemah. Suwiryo banjur ngrangkul Jaka Silawe lan dheweke uga ngucapake syukur mergane dheweke wis bisa nemokake Jaka Silawe. Jaka Pasemah banjur nitip salam kanggo ibune lan nitip didongakake supaya bisa tetep nglakoni pangumbarane kanthi lancar. Suwiryo pamit banjur dheweke bali neng desa Ngadirejo meneh mergane dheweke kudu ngancani ibune Jaka Silawe.
Jaka Pasemah kang wis nglakoni kabeh pepelinge Ki Jago ing dina kepitu banjur bali ning desane Dewi Sekar Wulan. Dheweke kanthi pracaya marang awake dhewe teka ning ngomahe Dewi Sekar Wulan. Nanging dina-dina kang ditunggu kuwi kanyatan pupus ing tengah dalan mergane dheweke wis kedhisikan Lurah Broto. Perang tandhing antarane kalorone dibatalake amarga Lurah Broto wis ngomong dhisik marang Pak Reksa yen dheweke kuwi tresna temenan lan duwe pepinginan arep nggarwa Dewi Sekar Wulan. Yen ditolak dheweke bakal ngorak-arik desane. Dewi Sekar Wulan diwenehi wektu sedina kanggo njawab panyuwune Lurah Broto. Kabeh kaluwargane dadi bingung. Bapake mung bisa nyerahake kabeh nasib brayat desane ning tangane Dewi Sekar Wulan.
Jaka Pasemah kang ngerti kahanan penggalihe Dewi Sekar Wulan banjur ngenehi saran supaya dheweke gelem dadi garwane Lurah Broto mau. Ananging ngajukake syarat supaya ora sida perang lan mateni Jaka Pasemah.
Pak Reksa banjur masrahake nasib anake lan desane marang Jaka Pasemah. Dheweke diwenehi tugas nylametake Dewi Sekar Wulan supaya ora sida ngantenan karo Lurah Broto. Dheweke kudu ngrerusak upacara pengantenan kuwi.
Dina kang ditentokake akhire teka. Para pengawale Lurah Broto teka ning ngomahe Pak Reksa. Dheweke nagih jawabane Dewi Sekar Wulan. Dewi Sekar Wulan banjur nyaguhi panjaluke Lurah Broto. Ing dina iku uga dianakake upacara penganten. Ing kono Lurah Broto lan para pengawale dijamu lan diwenehi ombenan sing wis dicampuri racun. Ombenan kuwi bisa mateni sapa wae ewandene wong kuwi nduweni kasekten sing paling sekti. Kasektene Lurah Broto kuwi dadi kurang mergane dheweke lan para pengawale wis ngombe ombenan kuwi.
Nalika Upacara penganten, Jaka Pasemah ngrusak acara kuwi kang nggawe Lurah Broto dadi duka banget. Lurah Broto banjur ngejak tandhing Jaka Pasemah. Lurah Broto kang kasektene dadi kurang kuwi gampang dikalahake. Para pengawale uga ngono. Kabeh pada bisa dikalahake lan dipateni.
Jaka Pasemah kang wis nulungi Dewi Sekar Wulan banjur nyaguhi syarat-syarat panjaluke kang diajukake ing dina-dina kepengker. Dheweke banjur lunga metu menyang kali-kali kang cacahe sanga tur garing kuwi. Dheweke banjur ndonga marang Sing Kuwasa supaya diwenehi dalan sing gampang kanggo nggawe tuk sing cacahe sanga kuwi. Pak Reksa lan Dewi Sekar Wulan sarta brayat desane ngetutake ning mburine. Saben kali diparani Jaka Pasemah tur didongani. Dumadakan awan ning langit dadi mendhung lan kadadeyan udan deres. Kali sing cacahe sanga kuwi banjur pada metu banyune. Kabeh brayat desa kaget lan pada nyebut, “Tuk sanga...Tuk sanga!” Para brayat desa sajak ora percaya mergane entes wae kadadean babagan kang aneh ora kaya biyasane. Para brayat desa, Pak Reksa lan Dewi Sekar Wulan banget matur nuwun marang dheweke.
Pak Reksa banjur ngundhang Jaka Pasemah ing omahe. Ing kono dheweke dijamu lan mangan bareng karo Dewi Sekar Wulan. Jaka Pasemah banjur nyritakake sejatine dheweke. Dheweke ngaku yen putrane Pak Lurah Supeno. Jebule Pak Lurah Supeno kancane Pak Reksa nalika nom-nomane mbiyen.
Pak Reksa banjur ngutus pengawale supaya ngganti klambine Jaka Pasemah. Jaka Pasemah kang maune dadi rakyat biasa kuwi saiki bali ning desane Pak Reksa kanthi klambi kang apik. Ibune Jaka Pasemah banjur dijemput lan diundang ning omahe.
Pak Reksa banjur ngantenake putrine kang ayu nengsemake marang Jaka Silawe kang wis direstoni Dewi Sekar Arum. Sakwise kuwi Jaka Silawe diangkat dadi Lurah ing desane Pak Reksa kanggo ngganteni dheweke. Desa kuwi banjur dijenengi Tuk Sanga kang nduweni Tuk sing cacahe ana sanga mau kang ana ing Kabupaten Magelang. Para brayat desane kauripane dadi ayem lan tentrem.